Glitter

Shadow Word generated at Pimp-My-Profile.com

Sabtu, 26 Februari 2011

Malaikat-malaikat Kecilku

''Mamaaa,kakaakk nakaall,huaaaaa'..' (nangis lagi deh). Suara danis, salah satu keponakanku yg lucu tiba-tiba membangunkanku. Aduuuhhh, masih jam setengah 6 pagi rumah udah rame. Semalem gak bisa tidur, mau tidur bentar aja gak bisa gara-gara anak-anak ini kalo udah berantem bikin seisi rumah gempar (lebay), tapi gitulah kira-kira.

Dua hari yang lalu rumah kedatangan tamu istimewa, saudara dari Solo datang. Tentunya sama mereka, Raka dan Danis. Mereka berdua keponakan-keponakanku yang lucu. Imut-imut, tapi kalo udah tengkar aduuh minta ampun deh. Beberapa hari selama aku dirumah, aku jadi labil. Kadang ngrasa bete karna ramenya mereka, tapi kadang ketawa-ketawa sendiri liat tingkah mereka.

Ada satu lagi keponakan kecilku, namanya Farrel. Kalo Farrel, Raka sama Danis itu uda ketemu, taulah apa yg terjadi, rumah pasti bakal kayak tempat penitipan anak atau sekolah TK. Ya begitulah anak-anak. Kadang lucu, kadang nyebelin. Tapi, aku benar-benar sangat terhibur dengan kehadiran mereka. Kebetulan saat Raka dan Danis datang, saat itu adalah minggu-minggu sedihku (hahaha...) jadinya pas deh.

Waktu ngamati Raka sama Danis main, aku jadi inget-inget waktu aku kecil dulu. Ternyata, aku masih kalah sama Raka yang bisa ngalah dan ngemong sama adeknya, Danis, meskipun dia masih 7 tahun. Dulu, aku gak kayak gitu sama adekku, bahkan mungkin sekarang, aku belum jadi kakak yg baek. Tapi, yang namanya anak-anak, berusaha sedewasa apa pun menghadapi adeknya, ujung-ujungnya tetep tengkar, hehehe.

''Aku mau main sama kakak, Ma. Tapi kakak nggak ngebolehin'', suaranya Danis sambil nangis. ''Lha kamu adek lho Ma, blablabla'', suaranya Raka dengan gaya ngomongnya yg khas, cepet banget, kayak gak ada titik komanya. Akhirnya, dimarahi deh. Nggak tega juga waktu ngeliat anak kecil dimarahin. Dari peristiwa antara Raka dan Danis tadi, aku mengambil sedikit pelajaran, tapi pikiranku jadi negatif. Intinya, meski sebenernya adek yg bikin salah, tapi kakak yg tetep dimarahi, nggak adil deh kayaknya.

Seru kalo ngamati anak kecil. Dunia mereka seolah sangat menyenangkan. Mereka belum terkontaminasi oleh politik, pergaulan-pergaulan yg buruk (NB: kalo diberikan porsi pendidikan sesuai dengan usianya dan dijauhkan dari pengaruh buruk, semacam TV misal sinetron, tapi kalo kartun sih gapapa, kan emang itu tontonan wajib anak-anak).

Mereka, anak-anak itu, masihlah murni hatinya. Mereka masih polos dan jujur, sebab mereka berkata apa adanya, mereka mengatakan apa yg sebenarnya mereka lihat. Itu hal yg paling aku suka dari anak-anak. Selain itu, rasa keingintahuan mereka sangat besar. Farrel, seringkali menanyakan padaku, apa itu apa ini, kenapa kok begini begitu dsb.

Memang menghadapi anak kecil itu mesti telaten. Begitulah yg berusaha aku lakukan dengan tiga keponakanku yg lucu itu. Mereka malaikat-malaikatku yg mungkin tak sengaja dikirim olehNya untuk menghibur hatiku. Terima kasih ya, malaikat-malaikat kecilku. Berkat kalian, aku bisa belajar dan hatiku terhibur oleh kehadiran kalian.

Semoga kelak kalian menjadi anak-anak yg diharapkan oleh bangsa ini dan dapat membanggakan orangtua kalian. Amien.


                           Raka & Danis                                         Farrel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar