Glitter

Shadow Word generated at Pimp-My-Profile.com

Minggu, 27 Februari 2011

Kan Ku Rangkai Kisah Terindah

Ku sesali dirimu, mengapa tak disisiku
Saat ini, aku rindu
................................................................
Andai engkau ada disini
Ku kan slalu menjaga dan mencintamu
Andai kau tercipta untukku
Kan kurangkai kisah terindah
Hanya untukmu
...............................................................

Aku terbangun dari tidurku. Kulihat jam menunjukkan pukul 00.30. Astaghfirullah, aku ketiduran. Alunan lagu dari Warna masih terus berputar di iPodku. Syukurlah, Ibram sudah tidur. Mungkin dia tahu kalo aku sangat kecapekan gara-gara 2 hari ini aku jaga terus di rumah sakit. Maaf ya Bram, aku meninggalkanmu duluan ke alam mimpi. Aku mengelus kepalanya yg gundul. Rambutnya terpaksa rontok akibat efek samping kemoterapi yg telah dijalaninya selama kurang lebih 2 tahun.

Ibram menderita Acute Myelogenous Leukimia (AML) atau kita mengenalnya dengan kanker darah. Dia menderita penyakit tersebut saat berusia 5 tahun. Dua tahun yang lalu, dokter senior telah memvonis bahwa kesempatan hidupnya tinggal beberapa bulan saja. Namun, dokter adalah manusia, bila Sang Pencipta masih memberikan kesempatan pada seseorang untuk hidup lebih lama, maka meski dokter memvonis hidupnya tinggal beberap bulan, nyatanya Ibram masih bisa hidup lebih lama.

Aku paling tidak tega bila melihat anak kecil sakit. Pertama kali aku bertemu Ibram, saat aku kebagian jaga di stase anak. Suatu hari aku terserang flu, lalu Ibram menyapaku ''Lho kakak dokter kok sakit? Kalo kak dokter sakit, nanti yg ngrawat Ibram sapa dong?'', katanya sambil tertawa kecil. Aku tersenyum mendengar pernyataannya. Begitulah anak kecil, tingkah polosnya yg membuatku suka pada anak kecil.

Aku mendekatinya dan berkata ''Tenang, kak dokter nggak sakit parah kok, cuma pilek, habis minum obat juga sembuh'', jawabku sambil mengelus kepalanya. Sejak saat itu aku jadi sering mengunjungi bangsalnya dan bercerita serta bercanda dengannya. Meski sakit, Ibram bukan orang yg pemurung, dia selalu bersemangat. Makin hari, aku makin dekat dengannya, hingga suatu hari aku tahu lagu favoritnya yg sering ia dengar. Katanya dia senang lagu ini karena mengingatkannya pada seseorang yg telah pergi selamanya, meninggalkannya, sahabatnya sejak kecil yg juga menderita penyakit yg sama dengannya.

Andai engkau ada disini
Ku kan slalu menjaga dan mencintamu 
Andai kau tercipta untukku
Kan ku rangkai kisah terindah
hanya untukmu

Itu petikan lirik lagu berjudul Kisah Terindah dari Warna. Hmm, enak juga sih lagunya, pikirku. Sebentar lagi giliranku di stase anak akan berakhir, jadi kumanfaatkan waktuku yg tersisa untuk bisa lebih sering bersama Ibram. Ternyata, selama ini Ibram merasa kesepian. Akhirnya, setiap malam kusempatkan datang ke kamarnya sebelum dia tidur untuk bercerita kepadanya. Dia senang sekali karena dia suka mendengar cerita, ya biasalah anak-anak kan suka didongengi.

Tinggal malam ini aku di berjaga di bagian anak. Semoga saja meski aku sudah pindah di bagian lain, aku masih bisa bertemu Ibram. Malam ini, aku seperti biasanya bercerita untuk Ibram sebelum dia tidur. Tidak seperti biasanya, malam ini Ibram agak kelihatan aneh. Mungkin itu pikiranku saja. Tapi, sikapnya itu berbeda dari biasanya, dia jadi agak pendiam hari ini. Di tengah-tengah ceritaku, dia berkata, ''Kak, Ibram rasanya udah bosen kayak gini terus, rasanya Ibram semakin ingin segera ketemu sama Tuhan''. Aku tersentak kaget mendengar pernyataannya.

Aku berusaha membesarkan hatinya. ''Ibram, Tuhan itu baik banget, Dia sayang sekali sama kamu, makanya kamu diberi kesempatan bertahan hidup hingga saat ini. Karena itu, kamu harus berterima kasih sama Tuhan dan pergunakan kesempatan yg ada untuk membuat orang lain disekitar kamu tersenyum seperti yg selama ini kamu lakukan ke kakak dokter. Mau kan?'' Namun, dia hanya diam saja dan menganggung setengah hati sepertinya. Namun, belum selesai ceritaku untuk Ibram, aku dipanggil oleh suster. ''Koas Ardi ada pasien, tolong segera kesini.'' ''Ibram, maaf ya, kakak dipanggil, kakak janji kalo udah selese bakal balik lagi''. Ibram mengangguk dan tersenyum.

Begitu aku selesai menangani pasien, aku kembali ke kamar Ibram dan ternyata dia sudah tidur. Kemudian aku pun segera bergegas pulang ke rumah, jam menunjukkan pukul 20.30. Kebetulan hari ini tidak jaga sampai malam. Aku benar-benar tidak menyangka sebelumnya, bahwa itu adalah malam terakhir aku melihat wajahnya. Keesokan harinya, aku pindah, tidak di bagian anak lagi. Sebenarnya, ingin aku mengucapkan salam perpisahan pada Ibram, namun aku berpikir, jika ada waktu aku bisa menjenguknya lagi.

Ternyata pikiranku salah. Saat aku datang, rumah sakit memang ramai seperti biasanya, tapi ini sepertinya ada hal yang tidak biasa. Kulihat para perawat berbisik-bisik. ''Iya, tadi malam meninggalnya.'' kudengar kata-kata itu. Kemudian, kudekati salah satu perawat dan kutanya ada apa. Perawat itu menjawab bahwa pasien anak yg menderita leukimia tadi malam itu tiba-tiba kondisinya menurun dan dia pingsan. Lalu saat dokter datang, detak jantungnya sudah tidak teraba. Aku benar-benar shock, nggak mungkin.

Kemarin malam dia masih baik-baik saja, tapi  kenapa bisa seperti itu. Aku masih belum percaya. Aku melihat orangtua Ibram, benar-benar terpukul. Aku yg bukan orangtuanya saja shock apalagi orangtuanya. ''Ya Allah, kenapa harus secepat ini kaupanggil dia?'', batinku ''bahkan aku belum sempat mengucap salam perpisahan.''. Yah, tapi aku harus berbuat apa, ini telah ditakdirkan olehNya. Aku teringat oleh kata-kata terakhirnya. Mungkin itu pesan terakhirnya padaku sebelum dia pergi selamanya.

''Ibram. Aku sayang padamu seperti adikku sendiri. Aku teringat pertama kali kita bertemu, kata-kata lugumu dan semangatmu yg membuatku turut bersemangat ditengah rasa lelah dan hari-hari saat kita bersama. Rasanya sungguh singkat sekali. Ingin aku bisa mengulang semua itu. Tapi, itu percuma, semua sudah terjadi dan waktu tak bisa berputar kembali.

Andai engkau ada disini
Ku kan slalu menjaga dan mencintamu
Andai kau tercipta untukku
Kan ku rangkai kisah terindah
hanya untukmu


Bait lagu itu, hingga kini masih kuingat dan sering kuputar di mp3 dan menjadi top list lagu favoritku. Tak terasa, kenangan itu sudah 5 tahun berlalu. Karena terinspirasi oleh Ibram, aku mengambil spesialis anak dan telah lulus. Aku juga kini tengah mengembangkan penelitianku akan stem cell untuk mengobati penyakit seperti yg diderita oleh anak-anak seperti Ibram.

Ku sesali dirimu, mengapa tak disisiku
Saat ini aku rindu
.............................................................
Andai engkau ada disini
Kan ku rangkai kisah terindah
hanya untukmu, Ibram

Surabaya, 27 Februari 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar