Glitter

Shadow Word generated at Pimp-My-Profile.com

Senin, 24 Januari 2011

Siswa SLB Juga Bisa Juara

Sejak kemarin entah kenapa aku getol-getolnya browsing dan membaca kisah orang-orang yang menginspirasi, mungkin lagi butuh inspirasi untuk mengembalikan semangat kali ya. Dari sekian banyak orang-orang menginspirasi yang aku baca, entah kenapa aku ingin menulis kisah ini. Ini bukan cerita fiktif, tapi kenyataan. Mau tahu lebih lengkapnya. Cekidot!

Dua orang ini merupakan dua orang luar biasa yang masih sekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB). Yang satu bernama Rahardian Rahmat dan satu lagi bernama Muhammad Ridwan. Usia Rahardian Rahmat 21 tahun sedangkan Muhammad Ridwan 19 tahun. Keduanya merupakan siswa kelas XII SMALB Optimal Surabaya. Mereka memiliki keterbatasan fisik, yakni tunarungu-wicara tidak seperti kita. Namun, hebatnya, meski memiliki keterbatasan fisik, mereka mampu menjadi juara lomba merakit robot tingkat nasional.

Rahardian (panggilan akrabnya) dan Muhammad Ridwan dipertemukan dalam satu tim oleh guru mereka. Mereka berdua ditunjuk bersama satu tim lain untuk mewakili sekolah dalam kompetisi robot untuk siswa SLB yang diadakan oleh Universitas Negeri Surabaya (Unesa).

Sejak kecil, Rahardian memang hobi mengutak-atik barang elektronik. Kebetulan, ayahnya buka usaha servis barang elektronik. Sedangkan Muhammad Ridwan hampir memiliki latar belakang yang sama dengan Rahardian Rahmat, bedanya dia tidak hobi mengutak-atik barang elektronik, namun tahu mengenai elektronik karena kebetulan pekerjaan ayahnya sama seperti ayah Rahardian. Ridwan (sapaannya) sering melihat ayahnya membongkar televisi dan radio.

Pada saat kompetisi berlangsung, Rahardian dan Ridwan menggunakan bahasa isyarat dan mereka membuat kode-kode khusus pada tiap komponen untuk memudahkan. Saat itu, Rahardian kebetulan sebagai leader dan Ridwan yang membantu memilih serta memberi kode komponen-komponen mana saja yang harus dipakai. Selain itu, Ridwan juga mengawasi agar Rahardian tidak melakukan kesalahan. Karena jika salah sedikit saja, pekerjaan mereka bisa buyar. Kerja sama diantara dua orang ini sangatlah baik sekali meski memiliki keterbatasan fisik.

Ada dua kategori yang dipertandingkan, yakni perakitan dan running test. Setelah dirakit, robot diujikan dalam running test. Pada saat running test inilah, banyak peserta yang tidak berhasil. Ada yang robotnya tidak mau jalan, ada pula yang hanya berputar-putar saja. Namun, tidak demikian dengan robot rakitan Rahardian dan Ridwan. Robot mereka melaju dengan mulus di trek.

Saat pengumuman pemenang, awalnya mereka berdua tidak tahu kalau ternyata mereka berhasil meraih juara 1 sebab pengumuman dilakukan dengan pengeras suara. Sementara, mereka berdua tidak bisa mendengar. Namun, setelah Pak Bambang memberi tahu bahwa mereka berdua menjadi juara pertama, mereka langsung bersorak dan berjingkrak. Awalnya, Pak Bambang, guru mereka sempat pesimistis apa mereka bisa menjuarai lomba. ternyata, keraguan itu dijawab oleh Rahardian dan Ridwan dengan membawa pulang trophy juara 1.

Nah, kawan. Terbukti kan bahwa ternyata orang yang memiliki keterbatasan tidak selamanya tidak mampu menjadi orang hebat dan juara. Hal itu telah dibuktikan oleh Rahardian Rahmat dan Muhammad Ridwan. Jika mereka saja bisa, apalagi kita yang diberi kesempurnaan fisik yang lebih baik dari mereka.

Semoga sedikit kisah ini dapat memberi dan mengembalikan semangat kalian yang membacanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar