Glitter

Shadow Word generated at Pimp-My-Profile.com

Selasa, 25 Januari 2011

Polemik Pengaruh 3D Terhadap Kesehatan Mata

Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi berkembang kian pesat. Mulanya kita tak mengenal handphone, begitu pun dengan saya saat masih SD. Dulu, saya cuma mengenal pager, HT, namun jaman sekarang, anak SD pun sudah ada memiliki handphone bahkan itu sudah menjadi barang umum sampai pemulung pun ada yang memiliki handphone. Laptop yang dulu adalah barang mewah dan jarang orang yang memilikinya, namun, kini kita bisa menikmati kecanggihan laptop dan banyak laptop berharga murah dijual di pasaran. Bagi para gadgeter dan gamers, mungkin teknologi yang terus berkembang ini seakan sudah seperti teman hidupnya yang setiap hari ada dan menemani.

Kita seakan tak bisa lepas dari teknologi, misalnya saja internet. Sekarang, internet sudah seakan menjadi kebutuhan primer bagi kita. Sekarang, anak TK sudah kenal yang namanya internet. Guru ketika memberikan tugas kadang mengharuskan muridnya untuk mencari sumber di internet. Begitulah kalau zaman sudah kebablasan canggih.

Dulu, waktu saya masih SD, saya hanya mengenal program DOS. Sekarang, tak terhitung banyaknya program yang beredar di masyarakat. Windows saja ada bermacam-macam, mulai dari windows 97 yang paling lawas sampai windows 7 yang sering digunakan saat ini, dan sepertinya masih akan muncul windows versi baru lagi. Kecanggihan teknologi yang terus berkembang, membuat perusahaan-perusahaan IT semakin gencar mengeluarkan produk-produk mereka yang canggih, salah satunya adalah produk yang berteknologi 3D. Seperti, televisi 3D, laptop, game-game konsol berbasis 3D yang kini makin marak di pasaran.

Namun, seiring maraknya perkembangan teknologi 3D, kita melupakan apakah teknologi 3D ini lebih banyak manfaatnya atau malah merugikan bagi kesehatan kita ketika dipakai terus-menerus. Awal tahun 2011, perusahaan game asal Jepang, Nintendo, mengeluarkan pernyataan berupa peringatan bahwa penggunaan teknologi 3D ini berbahaya bagi kesehatan mata anak-anak, terutama yang berusia di bawah enam tahun. Mereka meminta para pengguna untuk mengistirahatkan matanya setiap 30 menit saat memakainya. Setelah Nintendo angkat bicara, kini Toshiba juga angkat bicara.

Para peneliti kini memang tengah membahas dampak buruk tayangan 3D. Dari beberapa riset, tayangan 3D terbukti bisa mengakibatkan pusing dan sakit lain yang berhubungan dengan penglihatan. Namun, hal ini juga masih menjadi polemik di kalangan para ahli. Menurut seorang ahli mata dunia, Gail Stephenson, Kepala Direktorat Ilmu Penglihatan dan Ortoptik Universitas Liverpool berpendapat bahwa sampai saat ini belum ada riset ilmiah yang membuktikan bahwa teknologi 3D bisa merusak mata. Hanya, dia membenarkan jika menonton TV atau mengerjakan tugas di depan monitor, kinerja mata bisa terganggu.

Namun, ada pendapat sebaliknya dari Profesor Martin Banks, ahli mata dari University of California, Barkeley, Amerika Serikat. Profesor Martin justru menyebut teknologi 3D telah mengakibatkan pusing dan kelelahan pada bagian mata. Menurut Profesor Martin, efek 3D yang didukung kecepatan gambar dan penggunaan kaca ''rana aktif'' bisa membombardir kinerja mata dan otak. ''Dengan 3D, Anda harus mengumpulkan satu mata pada satu jarak. Sementara, mata yang satu, fokus pada jarak yang lain. Itu membuat mekanisme penglihatan normal dari otak berubah'', ungkap Martin.

Efek terburuk teknologi 3D pada gadget itu, pada usia 50 hingga 60 tahun, mata akan kehilangan kemampuan fokus pada jarak tertentu atau dinamakan prespobia. Wah, meski pengaruh teknologi 3D ini terhadap kesehatan mata masih menjadi perdebatan. Dari ungkapan para ahli di atas, sepertinya kita perlu berpikir ulang jika hendak membeli gadget 3D. Termasuk saya yang juga merupakan salah satu gadgeter. Meski adanya polemik ini tidak mempengaruhi proses penjualan gadget 3D dan nyatanya respon konsumen terhadap produk-produk 3D malah membaik. Namun, kita tetap harus menyikapi hal tersebut dengan bijak dan perlu berpikir ulang sebelum membeli. Semoga sedikit informasi ini bisa bermanfaat.

2 komentar:

  1. sebenerny c ga cman teknologi 3D yg bri dampak negatif, tapi semua perangkat elektronik ntu kyk misal nya HP sama laptop yang sudah umum bgt d masyarakat. klo nulis penjelasan n perhitungan ny panjang bgt c, tpi intiny ntu benda elektronik kyk misal ny laptop kn menghasil kan radiasi elektromagnetik yg membawa partikel neutrino gtu y, n partikel ntu klo ksringan lwt tubuh manusia kn bsa kanker. N radiasi elektromagtik pling gede kn jga kluar dri layar laptop, so potensi paling gede kanker otak gtu. n menurut penelitian John Hopkins hospital radiasi elektrmagnetik ntu bsa mnurunkan jumlah sperma manusia gtu.

    BalasHapus
  2. hmm..ya bisa jadi itu efek lain selain di mata.
    mkasih atas info tambahan mengenai dampak terburuk teknologi yg bisa menyebabkan menurunnya jumlah sperma manusia :)

    BalasHapus