Glitter

Shadow Word generated at Pimp-My-Profile.com

Rabu, 26 Januari 2011

Sebuah Roman Dalam Pengabdian

Kira-kira seminggu yang lalu, saat aku membaca Jawa Pos, salah seorang pengajar muda Indonesia Mengajar menulis surat di salah satu kolom berita koran. Mbak Ayu Kartika Dewi yang menulis suratnya. Surat itu ditujukan untuk adik-adiknya, arek-arek Suroboyo (berarti salah satunya aku hehhe...). Suratnya singkat, tapi dalem banget. Bercerita sedikit tentang apa yang ia rasakan saat mengajar anak-anak di pelosok, Halmahera selatan tepatnya.

Setelah rampung membacanya, rasa haru agak membuncah. Kemudian, aku pun browsing di internet tentang Indonesia Mengajar yang digagas oleh pak Anies Baswedan tersebut. Tak sengaja aku menemukan blog para pengajar muda Indonesia Mengajar.

Kubaca beberapa tulisan Mbak Ayu Kartika Dewi, Mas Agung Firmansyah, bener-bener bikin hati ini kepingin bisa mengabdi di pelosok kayak mereka. Sebenernya uda pernah ke desa pelosok, tapi gak pelosok-pelosok amat. Setelah membaca beberapa cerita pengalaman mereka, aku jadi ingat kegiatan penmas (pengabdian masyarakat) yang semester lalu diadakan oleh kampusku di sebuah desa di daerah sengkaling.

Meski hanya berlangsung 4 hari 3 malam, namun semua kenangan dan pengalaman itu benar-benar tak bisa terlupakan. Pengalaman saat harus menginap di rumah warga, memberikan penyuluhan pada warga, berjalan naik turun dari atas ke bawah karena memang desanya agak mbukit jadi jalannya nanjak ke atas dan kalau malam gelap karena gak ada lampu penerangannya, cuma di dalam rumah warga saja yang ada lampu. Itupun kalo aku bilang redup gak kayak lampu-lampu kota yang gemerlapan. Kemudian pengalaman dicurhati pasien yang sebagian besar udah lansia, pada saat jadi pendamping pasien waktu acara bakti sosial. Juga senengnya saat bisa ngobrol banyak dengan pasien sehingga tahu latar belakang keluarganya,pekerjaannya dll.

Hal yang tidak pernah kulupakan adalah keramahan serta kebaikan warga yang mungkin di kota sudah sulit kutemui. Terutama, kenangan saat aku disangoni nasi jagung oleh salah satu warga, padahal sebenarnya aku iseng-iseng jawab mau dibawakan sangu dari desa ini saat ditanya oleh ibu tersebut. Hahaha, lumayanlah tau rasanya nasi jagung, yang katanya makanan khas wong ndeso.

Meski yang aku berikan saat itu tidaklah banyak, namun aku merasakan roman dalam pengabdian yang cuma secercah itu. Begitu pula mungkin yang kini tengah dirasakan oleh para pengajar muda Indonesia Mengajar. Roman dalam pengabdian yang takkan pernah mereka lupa saat menghabiskan waktu bersama anak-anak pelosok negeri.

Roman dalam pengabdian hanya bisa kita rasakan saat kita benar-benar menggunakan hati ini dengan tulus ikhlas dikala memberi,berbagi meski itu cuma sedikit dan sebentar.

Semoga kelak aku bisa mengikuti jejak kalian mbak-mbak dan mas-mas pengajar muda Indonesia Mengajar, mungkin bukan sebagai pengajar tapi sebagai dokter. Mengabdi seperti kalian di daerah pelosok dan menumbuhkan kembali roman pengabdian ini.

Aku sangat bangga pada kalian semua, para pemuda yang masih peduli dan rela meninggalkan segala kemewahan,kenyamanan,kesuksesan kalian untuk mereka, anak-anak yang nantinya akan membuat bangsa ini besar. Anak-anak The Little Monsters, kecilnya monster gedhenya leader  kata mas Agung Firmansyah (maap ya mas tak kutip di tulisanku,hehehe). Tetep semangat kakak-kakak pengajar muda dan rasakanlah roman dalam pengabdian yang sedang kalian jalani sekarang.

Buat kalian para pemuda ayo bersemangat untuk mengabdi buat negeri ini kayak mereka dan rasakanlah roman dalam pengabdian yang kalian jalani. Masyarakat menanti kontribusi yang kita berikan. Pengalaman pengabdian kita bener-bener gak akan terlupakan deh.

4 komentar:

  1. Thank's...
    jadi dpt inspirasi...

    BalasHapus
  2. sama2 :)

    atau klo mau dapet inspirasi lbh byk lagi bisa langsung buka ke linknya indonesia mengajar.disitu byk crita2 dari pengajar muda.

    ini linknya..
    http://blog.indonesiamengajar.org

    selamat mencoba

    BalasHapus
  3. He em. Menginspirasi sekali kan ya kisah-kisah pengajar muda. Tapi aq bacanya sih yang dari daerah majene itu. Erwin dan Agung. Yang lainnya belum baca. Hehe.

    Ya.. soalnya teman baikku dari SMA sih si Agung itu. Jadinya ngikuti ceritanya dia dari blognya dia itu.

    Semoga bisa diberi kesempatan yang Ayu inginkan ya. Dokter yang merakyat :D

    BalasHapus
  4. makasih mas uda unjung2 kesini :)

    woh..mas Agyl tmennya mas Agung..
    wah..wah...kereenn

    Amien.moga2..
    makasih doanya mas :D

    BalasHapus