Glitter

Shadow Word generated at Pimp-My-Profile.com

Sabtu, 15 Januari 2011

Apa Benar Mahasiswa Kedokteran Apatis ?!

Aku ingin sedikit berbagi cerita mengenai keseharian mahasiswa FK. Aku menulis hal ini karena seringkali ketika aku bertemu dengan teman-teman SMP, SMA baik secara langsung maupun lewat situs jejaring sosial, mereka sering menyebutku ''sombong'', ''apatis'' dengan berbagai alasan yang mereka kemukakan. Kemudian, aku coba berpikir dan mengevaluasi diriku serta mengamati kehidupan keseharian teman-teman sesama kolega di kampus FK. Benarkah apa yang dikatakan teman-temanku mengenai mahasiswa FK yang apatis?!

Setelah hampir satu setengah tahun menjadi mahasiswa FK, aku pun mengerti pada akhirnya sisi lain kehidupan sehari-sehari mahasiswa FK yang sebenarnya. Menjadi mahasiswa FK atau mahasiswa kedokteran itu tidaklah mudah, kawan. Mulai dari seleksi masuknya yang harus mengalahkan ribuan peserta SNMPTN yang rata-rata memilih FK dan jurusan pendidikan dokter sebagai pilihan pertama mereka. Kemudian setelah diterima di kampus FK dan jurusan pendidikan dokter, euforia memang ada, tapi tentu saja ada konsekuensi di belakang setelah menyandang status mahasiswa kedokteran (hehehe...). Siap-siap dihadapkan dengan segala kesibukan di depan mata.


Kesibukan menjadi seorang mahasiswa kedokteran tidak hanya kesibukan dalam hal akademis, kawan. Tapi juga kesibukan dalam hal organisasi. Menjadi mahasiswa kedokteran sekarang, selain dituntut untuk memiliki hard skill alias kemampuan skill yang bagus sebagai calon dokter, juga dituntut untuk memiliki soft skill yang tidak diberikan dalam kegiatan perkuliahan dan hanya bisa didapat melalui kegiatan kemahasiswaan atau organisasi di kampus. Jadi, silakan dibayangkan saja sendiri bagaimana menjadi seorang yang tiap hari harus belajar, mengerjakan tugas modul dan juga memiliki kesibukan sebagai organisator. Selain harus belajar mata kuliah yang notabene tidak gampang menurut saya karena tubuh manusia itu begitu rumit dan unik, mengerjakan tugas modul juga disibukkan oleh banyak sekali kepanitiaan dan seminar yang meski diadakan dosen yang kebanyakan dokter, tapi juga melibatkan mahasiswa sebagai panitia.


Jadi, karena saking sibuknya terkadang sampai lupa waktu atau bahkan lupa bila ada teman sms tidak dibalas, kemudian ada teman yang yang menyapa lewat wall facebook,twitter tak kunjung pula dibalas. Sehingga tak heran kadang, teman-teman menjuluki mahasiswa kedokteran sebagai orang-orang apatis. Padahal, kenyataan sebenarnya tidaklah demikian. Sebagai mahasiswa kedokteran yang nantinya akan selalu berhubungan dengan manusia, kita diajarkan untuk mengenal orang lain dan diajarkan pula untuk berbagi dengan sesama, membantu sesama, terutama mereka yang membutuhkan. Sering sekali kami mengadakan kegiatan bakti sosial di desa-desa, memberikan tensi, pengobatan gratis, konsultasi kesehatan dalam upaya untuk belajar melakukan pengabdian pada masyarakat.


Namun, di sisi lain kita dihadapkan pada segudang kesibukan yang mau tak mau membuat kita sendiri kadang lupa dengan waktu, membalas sms, wall, posting teman-teman. Itulah sedikit cerita dari saya tentang mahasiswa kedokteran. Semoga saja setelah membaca tulisan ini, kalian tak lagi menganggap mahasiswa kedokteran sesosok yang apatis dan bisa mahfum (hehehe...).Aku menulis disini, bukan sebagai seorang mahasiswa FK, tapi aku menulis berdasarkan fakta sehari-sehari yang aku amati di kampus.


Bagi kalian yang mungkin berminat untuk kuliah di FK nantinya setelah lulus SMA, semoga sedikit gambaran bagaimana seorang mahasiswa kedokteran serta aktivitas sehari-harinya dapat memberikan manfaat.

4 komentar:

  1. woh. memang bener sih.
    tapi tergantung bagaimana skill management waktu kita.

    walaupun seorang mahasiswa kedokteran, bukan berarti cuma berkutat dengan organisasi dan buku saja kan?

    nah, menulis di blog ini juga merupakan contoh pemanfaatan waktu yang baik, menurutku. :D

    oke, keep writing! :D

    BalasHapus
  2. Dualisme perspektif pasti sering terjadi dalam pergaulan
    tinggal kembali kepada diri kita harus selalu positive thinking

    BalasHapus