Sepucuk Surat Untuknya

Sejak masih bayi aku bersamamu
Dengan sabar kau merawatku
Meski setiap malam harus kau korbankan waktu tidurmu
karena tangisanku...

Setelah ku beranjak dewasa
masihlah kau menyayangiku seperti dulu
meski terkadang aku tak begitu peduli padamu

Ketika ku berpisah denganmu
Kurasakan sesal mendalam
Kenapa aku menyia-nyiakan waktuku bersamamu
Namun,percuma aku menyesal
Karna waktu tetap takkan lagi seperti dulu

Ketika ku tlah dewasa
Dan berhasil menggenggam 1 impianku
Semua itu tak lepas doamu yang ikhlas
di setiap tahajudmu
Hal itu membuatku berjanji
bahwa kelak aku akan membanggakanmu
dengan menjadi dokter yang hebat

Namun,belum sempat janjiku kutepati
Yang Kuasa telah menginginkan dirimu
Padahal sudah hampir setahun ku tak pernah bertemu denganmu
Dan kenapa harus terjadi musibah menimpaku
yang membuatku semakin tidak bisa menemuimu
Padahal, dulu dengan mudahnya aku menemuimu
ketika dimarahi mama,kabur dan merengek kepadamu
Kini, pada siapa lagi aku akan bercerita
jika hatiku sedih selain pada-Nya

Maafkan aku...
Maafkan karena aku tak bisa memenuhi permintaanmu
yang ingin melihat keadaanku setelah apa yang aku alami
Bukan karena aku tak mau, tapi karena memang keterbatasan
yang tak bisa mempertemukan kita
Andai saja aku tahu bahwa sebentar lagi kau akan meniggalkanku
aku akan bersikeras meminta untuk dipertemukan denganmu
Namun, siapa yang tau apa kehendak-Nya....

Hingga saat ini masih tersimpan penyesalan dalam diriku
sekaligus rasa rindu yang belum terbayarkan
Meski surat ini hanya bisa kau lihat dari alam sana
Semoga ini menjadi pengungkap rasa rinduku yang mendalam terhadapmu

Bagiku, kau orang no.1 di hatiku setelah Nabiku
Meski aku belum jadi cucu no.1 yang membuatmu bangga
Namun,aku akan berusaha membuatmu bangga
Meski kau hanya melihatku dari sana
Aku akan berusaha menepati janjiku yang tak sempat kuucapkan padamu
sebelum kepergianmu...
Semoga Allah memberimu tempat disisiNya
dan semoga kelak kita akan dipertemukan lagi...

Nenek....